Potensi Desa Salakbrojo ( UMKM, Wisata, Kuliner dsb )
Desa salakbrojo merupakan desa di
daerah kecamatan kedungwuni kota pekalongan yang mempunyai masyarakat mayoritas
petani dan merupakan pengusaha konveksi baik dalam skala besar maupun kecil.
Tak lebih dari 60% penduduk merupakan petani, dan sisanya merupakan keseluruhan
dari beberapa pengusaha – pengusaha mikro kecil menengah. 70% atas 40% penduduk
merupakan pengusaha konveksi yang telah mempunyai beberapa pangsa pasar baik
dalam maupun luar kota pekalongan. Beberapa pengusaha konveksi terbesar di desa
salakbrojo terdapat di dukuh miyanggong yaitu pengusaha Hamim dan di dukuh
praan yaitu pengusaha atasan wanita nyonya rohmah dan pengusaha jeans wanita
yaitu nyonya rinawati. Ketiganya merupakan 3 pengusaha terbesar dan tersukses di
salakbrojo dan mempunyai karyawan utama lebih dari 20 orang tenaga kerja buruh
paruh waktu.
Mempunyai buruh banyak dengan pemasok
dan pengepul dari luar kota, ketiga pengusaha ini mempunyai banyak sekali
keuntungan tiap menjual produk mereka, bila di rata – rata dalam setahun masing
– masing dari ketiga pengusaha ini bisa mencapai omset hingga 800 juta tiap
periode tahunnya. Tetapi sangat disayangkan karena dengan adanya omset yang
cukup besar dan menjajikan, mereka belum melakukan pembukuan dan pencatatan,
pun juga untuk pengusaha jeans wanita juga belum melakukan branding produk
mereka sendiri. Hal ini dikarenakan adanya demand pasar yang lebih interest
terhadap produk – produk dengan branding yang lebih dikenal dan menjanjikan
dibanding produk baru yang belum laku dipasaran.
Sosialisasi dan implementasi selalu
dilakukan untuk memperbaiki kinerja internal para pengusaha konveksi di
salakbrojo, tetap karena kurangnya pengetahuan dan minat dalam mempelajari
seluk beluk pembukuan merekapun mengacuhkan hal penting yang satu ini. Bukan
hanya para pengusaha konveksi, ada pula UMKM memngenai ternak lele di dukuh
miyanggong dan dukuh pesalakan ( yang biasa disebut salakan atau karimun
jawanya salakbrojo ). Terdapat 3 terbesar pula pengusaha lele ini, tetapi yang
telah cukup baik dalam pengelolaannya adalah milik salah seorang warga di dukuh
pesalakan yang tidak dapat kami sebut namanya. Dan sekarang terdapat beberapa
warga yang ingin memulai usaha ternak budidaya lele ini dengan sedikit syarat
melalui program P2KP dari dinas pertanian dan ketahanan pangan pusat. Begitu
antusiasnya mereka dengan beberapa program P2KP yang menjanjikan modal awal
luar biasa dengan keuntungan yang bisa ditanggung oleh tiap individual warga.
UMKM di desa salakbrojo yang paling
ungguan adalah konveksi jeans wanita dan atasan wanita. Mari kembangkan produk
UMKM dalam negri untuk meningkatkan kualitas tingkat hidup anak nagari.