Monday, August 19, 2013

Pembelajaran ms.office perangkat desa

Tim II KKN Undip melakukan pengajaran ms.office pada perangkat desa


Gb. 1 Pembelajaran ms.office (1)

Microsoft Word atau Microsoft Office Word adalah perangkat lunak pengolah kata (word processor) andalan Microsoft. Pertama diterbitkan pada 1983 dengan nama Multi-Tool Word untuk Xenix, versi-versi lain kemudian dikembangkan untuk berbagai sistem operasi, misalnya DOS (1983), Apple Macintosh (1984), SCO UNIX, OS/2, dan Microsoft Windows (1989). Setelah menjadi bagian dari Microsoft Office System 2003 dan 2007 diberi nama Microsoft Office Word

Untuk mengenalkan ms.office pada perangkat desa Salakbrojo, tim II KKN Undip melakukan proses pembelajaran perangkat desa mengenai ms.office tentang pengoperasian  ms.word yang baik.


Gb. 2 Pembelajaran ms.office (2)
Gb. 3 Pembelajaran ms.office (3)
Gb. 4 Anggota tim II KKN Undip saat persiapan kegiatan

Pemanfaatan daun kering menjadi pupuk kompos

Gb. 1 Sosialisasi pupuk kompos


Sampah
Sampah sampah organik seperti daun - daun yang sudah tua ternyata memiliki nilai lebih dan bisa berguna. untuk apa? salah satu kegunaan dedaunan tua seperti itu dapat digunakan sebagai pupuk kompos. Walau biasanya daun yang sudah tua tersebut dibuang begitu saja karena dianggap sebagai sampah. Padahal dari sampah ini dapat dibuat pupuk kompos.

Apa itu kompos?
Kompos adalah pupuk yang berasal dari bahan organik atau alamiah dan tentu ramah lingkungan. Kompos berbeda dari pupuk buatan pabrik yang terbuat dari bahan - bahan kimia. Penggunaan pupuk buatan juga kurang baik untuk tanah, jadi perlu penggalakan membuat pupuk kompos sebagai pengganti pupuk buatan.

Sosialisasi
Pada hari jum'at 26 Juli 2013, tim II kkn desa Salakbrojo melaksanakan program multidisiplin kebun rapi dari senyum bumi yang salah satu sub programnya adalah pemanfaatan daun kering menjadi pupuk kompos, kegiatan diawali dengan doa yang khidmat seluruh peserta sosialiasi tersebut dan dilanjutkan dengan perkenalan anggota kkn desa salakbrojo, dan dilanjutkan dengan acara inti pemanfaatan daun sebagai pupuk kompos.

Gb. 2 Proses pembuatan pupuk kompos


Sosialisasi pengelolaan limbah desa Salakbrojo


Gb. 1 Sosialisasi ke rumah warga


Di beberapa daerah pedesaan di Indonesia, masih banyak dijumpai masyarakat yang berada di bawah garis kemiskinan dengan sanitasi yang sangat minim. Masih sering dijumpai sebagian masyarakat yang membuang hajatnya di sungai karena tidak mempunyai saluran pembuangan khusus untuk pembuangan air limbah rumah tangga maupun air buangan dari kamar mandi. Bahkan terkadang masih dijumpai masyarakat yang membuang hajatnya di pekarangan rumahnya masing-masing. Hal ini terjadi selain disebabkan karena factor ekonomi, faktor kebiasaan yang sulit dirubah dan kualitas pendidikan yang relative rendah dari masyarakat pun memang sangat berpengaruh besar terhadap pola hidup masyarakat.

Berdasarkan perkiraan WHO/ UNICEF, sekitar 60 persen penduduk di kawasan pedesaan di Indonesia kekurangan akses terhadap sarana sanitasi yang pantas. Kegiatan mandi dan mencuci pakaian di sungai serta buang air besar di tempat terbuka membuat orang mudah terpapar penyakit, mengontaminasi air tanah dan permukaan, dan menurunkan kualitas tanah dan tempat tinggal. Perempuan dan anak-anak berada dalam risiko.

Pada desa Salakbrojo, tim KKN II mengadakan program sosialisasi pengelolaan limbah pada tanggal 16 agustus 2013, isi sosialisasi mengenai pentingnya pengelolaan limbah, cara - cara untuk penanggulangan pencemaran lingkungan, hal - hal yang timbul akibat pengelolaan limbah yang buruk, dan lain sebagainya.
Berikut adalah foto kegiatan sosialisasi pengelolaan limbah :


Gb. 2 Penjelasan mengenai pengelolaan sampah oleh salah satu anggota tim II

Potensi desa - Industri kain batik pekalongan

Gb. 1 motif batik
Gb. 2 Penjemuran kain batik

Kata batik berasal dari Bahsa Jawa yang berakar kata dari TIK yang berarti kecil dengan mendapatkan awalan Am Batik atau yang kemudian menjadai BATIK dapat diartikan menulis (Bahasa Jawanya nyerat) menggambar yang serba rumit atau kecil-kecil.

Batik Pekalongan yang tumbuh dan berkembang menjadi salah satu karakteristik produk unggulan telah dikenal sejak dahulu kala, baik dikalangan nasional maupun internasional. Sebagai produk seni adiluhung yang pada awalnya diwarnai simbol-simbol keraton dan penggunaannya hanya terbatas pada kalangan tertentu, sekarang pada kenyataannya batik berkembang memenuhi kebutuhan fashion. Batik yang corak motifnya didominasi flora dan fauna dengan pewarnaan cemerlang merupakan gaya pesisiran sehingga melahirkan simbol batik khas Pekalongan. Kota Pekalongan yang dikenal sebagai " Kota Batik " mempunyai potensi besar dalam kegiatan pembatikan dan telah berkembang begitu pesat, baik dalam skala kecil maupun besar. Hasil produksi Batik dari Pekalongan juga menjadi salah satu penompang perekonomian Kota Pekalongan. Corak dan warna yang khas dari produk Batik Pekalongan telah menjadikan kerajinan Batik Pekalongan telah menjadikannya semakin dikenal. Dengan Investasi Rp.. 128.746.960,- industri batik ini mampu mengexport 118.275 kodi ke Australia, Amerika, Timur Tengah, Jepang, Cina, Korea dan Singapura dengan nilai eksport 1.205.027,42 U$.

Rabu (24/7) Tim KKN II UNDIP di desa Salakbrojo, Kecamatan Kedungwuni, Kabupaten Pekalongan berkeliling desa. Saat berkeliling desa kami melihat kegiatan yang cukup menarik perhatian kami, ada sekelompok warga yang sedang melebarkan beberapa kain di atas rumput, yang lokasinya berada di lapangan desa Salakbrorjo. Kami yang melihat kegiatan tersebut tertarik untuk mengetahui lebih lanjut apa yang sedang dilakukan oleh orang-orang tersebut, karena jumlah kain yang dijemur tidak sedikit jumlahnya yaitu sekitar 50 lembar kain dengan panjang 8 meter per lembar.


Ternyata yang dilakukan oleh warga tersebut adalah melakukan penjemuran kain yang masih basah setelah pewarnaan. Setelah kami bercakap-cakap dengan warga tersebut kain tersebut awalnya dari kain putih (kain mori) yang diwarnai dengan metode cap seperti yang ditunjukan pada foto yang ada diatas. Kegiatan tersebut merupakan kegiatan dari rangkaian konveksi rumahan, kain mori putih diwarnai dengan cap untuk memberikan motif batik yang seperti ditunjukkan pada foto diatas. Begitulah yang dituturkan oleh salah seorang warga yang sedang menjemur kain.

Potensi desa - Perintisan UMKM Abon lele khas desa Salakbrojo






Berbicara tentang ikan lele tentu yang terbayang adalah menu masakan yang olahannya biasa digoreng atau disemur. Jika melihat dari persepsi itu kemudian dibandingkan dengan hasil produksi ikan lele tentu akan banyak kerugian yang diderita oleh para pengusaha ikan lele. Sebab konsumsi ikan lele tentu jauh lebih sedikit dari pada menu masakan yang lainnya. Oleh sebab itu muncullah inovasi baru terkait dengan pengolahan ikan lele yaitu Abon Lele.

Banyak orang yang belum tahu tentang abon lele, hal ini karena dalam frame yang terbentuk di masyarakat abon itu adalah dari daging sapi. Abon lele secara rasa tentu tidak kalah dari abon daging sapi dan realita yang berkembang bahwa abon lele justru lebih disukai karena mengandung banyak protein dan rendah lemak.

Pada hari Senin (19/7) Tim II KKN UNDIP melakukan sosialisasi wirausaha mandiri kepada ibu-ibu PKK Desa Salakbrojo dan melakukan perintisan usaha Abon Lele. Ibu-Ibu PKK terlihat antusias dengan sosialisasi dari Tim II KKN UNDIP hal ini dapat dilihat dari banyaknya pertanyaan seputar abon lele. Kemudian Ibu-ibu PKK meminta Tim II KKN UNDIP untuk melakukan praktek bersama pada hari Minggu (21/7). Tim II KKN UNDIP dengan senang hati mendampingi ibu-ibu PKK untuk praktek pembuatan abon lele.
Pada hari Minggu (21/7) sehabis tarawih, Tim II KKN UNDIP bersama-sama Ibu-ibu PKK melakukan praktek pembuatan abon lele di balai desa. Kali ini jumlah Ibu-ibu yang hadir lebih banyak dibandingkan saat sosialisasi pada hari Senin (19/7) pada sosialisasi sebelumnya, ibu-ibu terlihat antusias dan senang dengan adanya praktek pembuatan abon lele. Ibu-ibu belajar bersama dari cara pengupasan kulit lele, mengukus lele sampai pembuatan abon lele. Sembari menunggu abon lele matang, Tim II KKN UNDIP mensosialisasi cara pengemasan serta cara pemasaran abon lele supaya menjadi ciri khas produk Desa Salakbrojo sendiri. Setelah abon lele matang, Ibu-ibu PKK membawa abon lele hasil masakan Ibu-ibu PKK bersama Tim II KKN UNDIP agar dapat dicicipi oleh keluarga dirumah.

Potensi desa - Konveksi Jeans



Kedungwuni - Pekalongan. Jeans atau jins bukan barang aneh lagi bagi masyarakat kita. Benda ini biasa kita pakai untuk berbagai kegiatan kita. Tapi ada aturan baku yang masih berlaku yaitu jeans tidak boleh dipakai untuk acara formal. Mungkin hal ini karena asal mula pelopor pemakai jeans kaum pekerja rendahan untuk pekerjaan kasar di lapangan sehingga terkesan kurang sopan dipakai untuk kegiatan formal dalam ruangan. Terlebih busana jeans dipopulerkan oleh kaum yang dianggap kurang terhormat atau berandalan pada waktu itu. Banyak yang salah kaprah menyebut jeans itu kain padahal yang benar pengertian jeans atau jins yaitu bentuk busana ataupun aksesoris olahan dari kain denim, bentuk ini bisa berupa baju, celana, jaket, topi, dsb.
Kabupaten Pekalongan merupakan salah satu kabupaten yang memiliki jumlah industri kecil dan mikro cukup banyak. Dari banyaknya industri tersebut, sebagian besar merupakan industri batik dan industri celana jeans.
Untuk industri batik mungkin sudah cukup banyak yang mengenal. Bagaimana tidak, kabupaten Pekalongan telah lama dikenal sebagai salah satu sentra batik di Indonesia. Namun, tahukah anda bahwa di kabupaten Pekalongan ini ternyata juga terdapat banyak sekali industri kecil konveksi jeans. Mungkin tidak semua dari kita mengetahuinya. Pada kenyataannya industri jeans di kabupaten Pekalongan merupakan salah satu industri yang cukup besar disini. Jumlah warga yang bermata pencaharian sebagai pemilik industri jeans baik itu sebagai pemasok bahan, pencucian jeans, maupun konveksi jeans jumlahnya hampir setara dengan warga yang bermata pencaharian sebagai pemilik industri batik. Hal sama berlaku juga di wilayah desa Salakbrojo, yang merupakan salah desa yang berada di wilayah kabupaten Pekalongan. Cukup banyak warga desa ini yang memiliki konveksi jeans rumahan.

Dengan banyaknya industri jeans di wilayaha ini, maka tak heran harga jeans disini cenderung lebih murah jika dibandingkan harga jeans di daerah lain. Walau harganya cenderung lebih murah, tapi kualitas jeans dari kabupaten Pekalongan ini tidak kalah dari jeans buatan konveksi mahal lainnya. Ada beberapa inbdustri jeans yang sudah cukup besar di desa Salakbrojo ini. Bahkan beberapa ada yang sudah memiliki merk dagang sendiri. Selain itu jeans-jeans ini tidak hanya dipasarkan di wilayah Salakbrojo saja. Jeans-jeans tersebut sudah mulai dipasarkan di berbagai kota di seluruh Indonesia.

Potensi desa - Industri batu bata



Terlintas ide untuk menganalisa saat kami memperhatikan salah satu pengrajin bata yang lokasinya tidak terlalu jauh dari posko kkn kami. Dengan peralatan sederhana (manual) pengrajin tersebut dapat menghasilkan 40 ribu batu bata perbulan dan sudah berjalan sekitar cukup lama. dalam benak kami berpikir ini perlu analisa yang lebih mendalam.

Sudah berjalan 2 tahun
Setiap sudut kota/kabupaten terdapat pembangunan yang pesat (komplek pertokoan, perumahan, hotel & pabrik-pabrikhal ini kami analisa lagi melalui beberapa responden, dan hasil dari wawancara dengan responden bahwa kota pekalongan saat ini sedang dalam tahap berkembang dimana proses pembangunan terjadi dimana-mana. Proyek-proyek perumahan hampir disetiap sudut kota dan kabupaten, hotel-hotel pun tumbuh berkembang dari yang renovasi sampai dengan pembangunan baru, kota tegal adalah kota perlintasan prospek untuk bisnis hotel sangat menjanjikan.

minim resiko (tanah bersifat baku, tidak busuk dimakan waktu, market jelas)

Return cepat kebutuhan batu bata merah perbulan sangat banyak

Pengrajin bata yang ada masih secara manual sehingga kapasitas produksi terbatas sehingga kebutuhan customer kurang terpenuhi.